Penelitian Observasi Pada Tukang Parkir
05.37 |
|
Apa
yang dilakukan olehnya merupakan salah satu bentuk nyata keikhlasan jasanya
karena telah menjaga berbagai kendaraan yang terpakir di halaman, tanpa adanya
tukang parkir tersebut tentu kita sebagai pemilik kendaraan yang terpakir akan
merasa was-was apabila harus meninggalakan kendaraan yang terpakir tanpa ada
tukang parkir yang mengawasi.
Tukang parkir adalah sebuah pekerjaan yang
biasanya dikerjakan bagi mereka yang sudah tidak dapat lagi pekerjaan, karena
itu mereka lebih memilih menjadi tukang parkir dibandingkan mereka tidak
bekerja. Pekerjaannnya biasanya yaitu menjaga kendaraan-kendaraan yang datang
dan terparkir dihalaman-halaman seperti toko, sekolah dan tempat-tempat umum
lainnya. Menjadi tukang parkir tidaklah hanya orang tua saja yang menekuninya,
namun kenyataannya masih banyak anak-anak remaja berusia belasan tahun yang
bekerja sebagai tukang parkir, alasannya mereka katakan karena ingin
membantu-bantu orang tua atau karena tidak ada pilihan lain karena sudah tidak
sekolah dan karena faktor ekonomi. Kami mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai
dari 5 narasumber penjaga parikr yang berbeda-beda lokasinya, dan inilah hasil
laporan observasi kami :
Narasumber 1
Pak S.Maulana adalah seorang laki-laki yang berusia 48 tahun, yang masa tuanya sudah ia habiskan menjadi tukang parkir selama 2 tahun di Waroeng Steak And Shake. Pak S.Maulana tinggal di Jl. Fatimah yang jaraknya tida kjauh dari tempat ia menjada parkir, menurutnya sudah tidak ada lagi pilihan pekerjaan baginya, karena ia hanya lulusan Sekolah Dasar. Biasanya Pak Maulana mulai memarkir kendaraan dari pukul 11.00-23.00 WIB. Dengan penghasilannya yang dikatakan tidak menentu perharinya, dihari biasa ia bisa dapat sampai 150rb dan dihari libur ia bisa mendapatkan penghasilan sampai 200rb per harinya. Namun dengan penghasilan yang jika dihitung-hitung belum dapat memenuhi tanggungan bagi keluarganya, Pak Maulana mengaku senang dan menikmati pekerjaannya sebagai tukang parkir karena pekerjaan ini membuat ia dapat membantu banyak orang dengan menjaga kendaraan yang terparkir.
Narasumber 1
Pak S.Maulana adalah seorang laki-laki yang berusia 48 tahun, yang masa tuanya sudah ia habiskan menjadi tukang parkir selama 2 tahun di Waroeng Steak And Shake. Pak S.Maulana tinggal di Jl. Fatimah yang jaraknya tida kjauh dari tempat ia menjada parkir, menurutnya sudah tidak ada lagi pilihan pekerjaan baginya, karena ia hanya lulusan Sekolah Dasar. Biasanya Pak Maulana mulai memarkir kendaraan dari pukul 11.00-23.00 WIB. Dengan penghasilannya yang dikatakan tidak menentu perharinya, dihari biasa ia bisa dapat sampai 150rb dan dihari libur ia bisa mendapatkan penghasilan sampai 200rb per harinya. Namun dengan penghasilan yang jika dihitung-hitung belum dapat memenuhi tanggungan bagi keluarganya, Pak Maulana mengaku senang dan menikmati pekerjaannya sebagai tukang parkir karena pekerjaan ini membuat ia dapat membantu banyak orang dengan menjaga kendaraan yang terparkir.
Narasumber 2
Irvan
Vadila adalah seorang anak remaja yang berusia 14 tahun yang menjadi tukang
parkir di sebuah rumah makan di Depok, Irvan merupakan anak kandung dari Bapak
S.Maulana yang juga berprofesi sebagai tukang parkir. Haya bermodalkan lulusan
Sekolah Dasar ia merasa tidak ada pekerjaan yang dapat ia lakukan dan jika
ingin melanjutkan sekolah pun ia tidak memiliki biaya. Irvan biasa menjaga
parkir dari pukul 12.00-22.00 WIB. Dengan penghasilan yang perharinya hanya
mendapatkan 150rb dan terkadang juga bisa dapat kurang dari itu, namun tidak
ada kata lelah dan mengeluh yang keluat dari Irvan, ia menikmati dan mensyukuri
pekerjaannya sebagai tukang parkir, ia bisa sambil bermain dan lari kesana-sini
jika parkiran sedang sepi pengunjung.
Narasumber 3
Dede
Syamsudin adalah seorang laki-laki yang berusia 20 tahun yang berprofesi
sebagai tukang parkir di sebuah toko perlengkaan elektronik, ia biasanya mulai
menjaga parkiran sejak pukul 10.00-21.00 WIB. Dengan pengasilan yang rata-rata
sama dengan tukang parkir kebanyakan yaitu 150,000-200,000 perharinya.
Narasumber 4
Pak
Sigit adalah seorang laki-laki yang berusia 41 tahun yang tinggal di Jl.Fatmawati,
berprofesi sebagai tukang parkir di Stationary di daerah Depok, Pak Sigit yang
lulusan dari Sekolah Menengah Atas ini lebih memilih profesinya sebagai tukang
parkir, sama dengan tukang parkir lainnya ia beralasan karena tidak lagi ada
pekerjaan yang dapat ia lakukan. Pekerjaan ini sudah ia tekuni kurang lebih 2
tahun lamanya, suka duka pun sudah ia rasakan selama menjadi tukang parkir
mulai dari tidak dibayar pengunjung sampai dimarahi ia sudah terbiasa dengan
itu semua.
Narasumber 5
Pak
Ahmad Jaenudin adalah seorang laki-laki yang berusia60 tahun yang sudah bekerja
selama 6 tahun sebagai penjaga parkir di Donate Ello, yang sebelumnya ia
bekerja sebagai buruh , setiap harinya penghasilannya tidak menentu, dalam
sehari biasanya ia dapat 125rb-150rb, namun Pak Jaenudin tetap tidak berkecil
hati dan selalu bersyukur dengan pekerjaannya sekarang ini.
Dapat
disimpulkan bahwa mereka memilih bekerja sebagai tukang parkir, karena faktor
pendidikan yang hanya lulusan dari
Sekolah dasar yang menyebabkan mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang
lebih baik juga faktor ekonomi yang kurang baik. Bahwa mereka yang bekerja sebagai penjaga parkir memiliki berbagai
macam pengalaman suka duka selama
menjadi penjaga parkir, mulai dari banyak yang tidak membayar parkir, dimarahi
karena dianggap salah dalam memarkir kendaraan dan lain sebagainya. Namun
dibalik duka yang mereka alami dalam menjaga parkir, mereka tetap merasa senang
dan menikmati pekerjaannnya yang dapat membantu menjaga kendaraan-kendaraan
masyarakat dan tetap bekerja dengan ikhlas.
Saya
melakukan observasi ini, dan dapat kita lihat bahwa masih banyak penjaga parkir
diluar sana yang ikhlas dan mau memberikan jasanya untuk menjaga
kendaraan-kendaraan yang terparkir meski sering kali tidak dihargai. Mereka
melakukan profesi sebagai penjaga parkir bukan sepenuhnya keinginan mreka, itu
karena keterpaksaan sudah tidak ada lagi pilihan pekerjaan yang dapat mereka
lakukan karena keterbatasan pendidikan juga kemampuan yang mereka miliki. Maka
dari itu kita yang sebagian besar merupakan pengguna jasa penjaga parkir
tersebut, mulailah perduli dan tidak lagi memandang sebelah mata para penjaga
parkir, sebab karena nya kendaraan yang kita parkir menjadi aman.
Sudah
semestinya kita sebagai masyarakat saling perduli dengan sesama, tanpa
membeda-bedakan status. Sebaiknya jika kita melihat ada seorang penjaga parkir
yang sedang memarkirkan kendaraan, ucapkanlah terimakasih dan memberikannya
upah meskipun nilainnya tidak besar, setidaknya penjaga parkir tersebut akan
merasa dihargai kehadirannya.
Nama Dosen : Dra. Rita Wahyuni
Kegiatan : Observasi
Tukang Parkir di daerah Margonda Depok
Mata
Kuliah : Modern Office Administration
Penulis : Theola Augusta - AP202
0 komentar:
Posting Komentar